Selasa, 01 November 2011


SEJARAH BERDIRINYA
Bank Sampah PokLiLi
(Kelompok Peduli Lingkungan)

Kegiatan pengelolaan sampah dilingkungan Griya Lemah Depok bermula dari adanya kegiatan di RT 003 RW 024 Griya Lembah Depok dalam rangka untuk mengurangi volume sampah dilingkungan RT pada awal tahun 2008.
Kegiatan dimaksud berupa pengolahan sampah rumah tangga (sampah organik) menjadi kompos dengan menggunakan alat/tehnik Komposter Takakura.
Program pengolahan sampah dengan Komposter Takakura disosialisasikan dan diterapkan kepada seluruh ibu-ibu warga RT pada tanggal 15 Maret 2008 yang saat itu sebagai ketua PKK RT adalah Ibu Yuni Maryono (Djuniawan Wanitarti), bersama-sama dengan mantan pengurus RT yang terlibat saat pencanangan kegiatan tersebut.
Disamping keberhasilan dalam penerapan komposisasi, kepada seluruh ibu-ibu warga juga dihimbau untuk melakukan pengelolaan sampah secara baik dan modern yaitu dengan memilah dan mengolahnya menjadi produk yang bermanfaat.
Pada bulan Agustus 2008 pengurus RT mengeluarkan kebijakan yaitu meminta kepada warga RT untuk tidak membuang sampah ditempat sampah yang ada di depan rumah masing-masing. Dengan harapan jika tidak ada sampah di depan setiap rumah, maka lingkungan akan tampak rapi dan sehat. Mengingat tempat sampah identik dengan kotoran, bau dan selalu berantakan akibat diacak-acak oleh pemulung, tikus, kucing & anjing.
Sebagai penggantinya pengurus RT telah menyiapkan tempat penampungan sementara (TPS) RT yang cukup untuk volume sampah seluruh warga RT, apalagi volume sampah sudah terkurangi karena telah dipilah dan diolah menjadi kompos.
Selanjutnya tempat-tempat sampah yang masih tersedia dirubah fungsinya menjadi pot bunga atau pot tanaman sehingga lingkungan tampak lebih hijau dan asri.
Sejalan dengan kegiatan diatas, ibu-ibu PKK RT 003 Rw. 024 Griya Lembah Depok yang saat itu diketuai oleh Ibu Yuni Maryono, juga mengadakan kegiatan mengolah sampah kering (anorganik) menjadi produk kerajinan yang bermanfaat dan bernilai jual. Disamping pembuatan kerajinan juga mengolah buah-buahan yang tidak layak dikonsumsi diolah menjadi kompos cair yang beraroma buah-buahan segar.
Sudah disadari sejak awal kegiatan, bahwa dilingkungan RT tidak ada warga yang memiliki kompetensi dibidang pengelolaan sampah. Untuk menutupi hal tersebut dan didorong oleh semangat yang tinggi, maka pengurus berusaha mencari ilmu dari berbagai sumber informasi antara lain melalui :
·         internet,
·         media cetak,
·         media elektronik,
·         mengunjungi pameran-pameran yang bertema lingkungan,
·         berkunjung langsung (bench mark) ke lingkungan yang telah berhasil melaksanakan pengelolaan sampah dengan baik.

Seiring dengan berakhirnya masa kepengurusan RT, untuk lebih mempopulerkan kegiatan dan nama kelompok, maka kelompok yang sudah berjalan 2 (dua) tahun, pada tanggal 01 Maret 2010 tersebut menamakan kelompok ini  PokLiLi  (Kelompok Peduli Lingkungan).

Karena kegiatan PokLiLi ini dinilai banyak warga bermanfaat maka PokLiLi sering di Undang/di kunjungi untuk Presentasi dan mengadakan Pelatihan Kerajinan daur ulang  mulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Organisasi Masyarakat, BUMN, Yayasan, Sekolah, UMKM  maupun perorangan.
Agar kegiatan kelompok peduli lingkungan lebih berkembang dan untuk menunjang proses pengelolaan sampah secara baik dan bermanfaat, maka secara resmi membentuk kegiatan yang selama ini telah dipelajari bersama yaitu Bank Sampah yang diberi nama Bank Sampah PokLiLi.
Dalam kegiatannya Bank Sampah  PokLiLi  tidak hanya tertutup untuk warga di Griya  Lembah Depok, tetapi Bank Sampah  PokLiLi  bersifat terbuka kepada siapapun boleh masuk dan menjadi anggota/nasabah Bank Sampah  PokLiLi.
Pada awal dimulainya Bank Sampah PokLiLi hanya beranggotakan sebanyak  11 orang, namun dalam perkembangannya sampai dengan tanggal 01 Mei 2011 jumlah anggota/nasabah Bank Sampah  PokLiLi telah beranggotakan sebanyak  112  orang anggota. 
Demikian uraian singkat berdirinya PokLiLi dan sekarang lebih dikenal dengan  Bank Sampah PokLiLi, semoga dapat memberi inspirasi kepada kelompok-kelompok warga yang lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar