Tiga
tahap pendekatan:
1. Pendekatan
skala RT : Sosialisasi
2. Pendekatan
skala kawasan : mengubah paradigma ‘kumpul-angkut-buang’ menjadi
‘kumpul-olah-manfaat’
3. Pendekatan
skala TPA : Paradigma 3R (Reduce, Reuse,
Recycle)
Kegiatan:
1. Pemilahan
sampah
2. Pengolahan
sampah:
a. Sampah
Organik:
Mengolah
sampah organik menjadi kompos cair, biasanya dari sampah buah-buahan (kompos
takakura). Kompos kemudian digunakan oleh ibu-ibu sekitar perumahan dekat bank
sampah pok lili untuk tanaman.
b. Sampah
Non-organik:
Daur
ulang sampah non organik seperti plastik menjadi tas, taplak meja, tutup galon,
tikar, hiasan bunga. Harga untuk produk recycle ini mulai dari Rp 5.000 sampai
Rp 250.000.
Dalam
proses pemisahan, Pok lili akan memilih plastik yang bagus sehingga bisa
dijadikan sebagai bahan untuk membuat produk kerajinan tersebut, sisanya dijual
kepada CV yang bekerja sama dengan Pok lili untuk mengambil sampahnya
3. Memberikan
pelatihan-pelatihan (pada umumnya mengenai recycle)
4. Menabung
dengan mengumpulkan sampah. Perkembangannya, uang yang didapatkan nasabah dari
menjual sampah ini bisa digunakan untuk membayar listrik, seperti yang tertulis
di depan bank sampah ‘Membayar listrik dengan sampah’. Kerjasama dengan PLN,
setiap rumah mempunyai ID, sehingga cukup dengan mengetikkan ID rumah nasabah
melalui program khusus dari PLN di komputer yang sudah terkoneksi internet,
biaya listriknya bisa terbayarkan. Selain itu, uang yang dimiliki nasabah juga
bisa diambil secara cash.
Keanggotaan:
Untuk menjadi anggota, tidak sulit,
cukup mengisi formulir dan memberikan fotokopi KTP. Untuk pengurus sendiri ada
9 orang yang meliputi, Ketua, Bendahara, Sekretaris, 2 orang di Penimbangan, 1
orang Marketing, 1 orang transportasi dan 1 orang Humas. Adapun untuk pengurus
dari Pok lili, semuanya bekerja dengan sukarela, sesuai dengan tujuan awal Pok
Lili didirikan adalah kepedulian terhadap lingkungan.
Pemasaran
produk:
Produk hasil recycle dijualkan hanya dengan pemasaran mulut ke mulut, dan ketika
ada pameran yang mengundang Pok lili untuk ikut serta. Tidak ada targetan
khusus dalam penjualan barang-barang. Hal ini karena landasan Pok lili adalah
mengurangi sampah, dan economi benefit
hanyalah sebagai sampingan saja. Ketika ada tamu yang berkunjung, maka biasanya
akan membeli barang-barang hasil recycle
di Pok Lili tersebut, begitu juga ketika ada pameran. Biasanya yang menjadi
konsumennya adalah Ibu-ibu rumah tangga dan juga ibu-ibu kantoran, produk yang
menjadi favorit adalah yang berbahan plastik dan produknya berupa tas sehingga
bisa digunakan untuk membawa barang-barang dan dokumen tertentu.
Pendanaan:
Untuk operasional, Pendanaan Pok lili
berasal dari hasil penjualan kerajinan produk recycle dan juga pengurangan
jumlah timbangan sampah dari nasabah sebesar 2 ons. Untuk pengurangan jumlah
timbangan ini dari awal sudah dijelaskan kepada nasabah, dan digunakan untuk
kas pok lili. Untuk produk hasil recycle : 10% kas, 10 % operasional, 80% untuk
yang membuat produk.
Koordinasi:
Pok Lili koordinasi dengan BLH Kota
Depok, misalnya dengan pendataan perkembangan bank sampah dan menjadi
narasumber dalam sosiolisasi dan seminar.
Mekanisme
kerja:
Fleksibel dan tidak ada rapat rutin atau
evaluasi yang dilaksanakan. Namun, pengurus biasanya berkumpul di hari Jumat
jam 13.00-15.00 setiap minggunya. Dengan demikian, maka menabung sampah juga
dilakukan seminggu sekali.
Contoh Produk Hasil Daur Ulang: