Jumat, 20 Desember 2013

Mengenal lebih dalam Bank Sampah Pok Lili




Tiga tahap pendekatan:
1.      Pendekatan skala RT  : Sosialisasi
2.      Pendekatan skala kawasan : mengubah paradigma ‘kumpul-angkut-buang’ menjadi ‘kumpul-olah-manfaat’
3.      Pendekatan skala TPA : Paradigma 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

Kegiatan:
1.      Pemilahan sampah
2.      Pengolahan sampah:
a.       Sampah Organik:
Mengolah sampah organik menjadi kompos cair, biasanya dari sampah buah-buahan (kompos takakura). Kompos kemudian digunakan oleh ibu-ibu sekitar perumahan dekat bank sampah pok lili untuk tanaman.
b.      Sampah Non-organik:
Daur ulang sampah non organik seperti plastik menjadi tas, taplak meja, tutup galon, tikar, hiasan bunga.  Harga untuk produk recycle ini mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 250.000.
Dalam proses pemisahan, Pok lili akan memilih plastik yang bagus sehingga bisa dijadikan sebagai bahan untuk membuat produk kerajinan tersebut, sisanya dijual kepada CV yang bekerja sama dengan Pok lili untuk mengambil sampahnya
3.      Memberikan pelatihan-pelatihan (pada umumnya mengenai recycle)
4.      Menabung dengan mengumpulkan sampah. Perkembangannya, uang yang didapatkan nasabah dari menjual sampah ini bisa digunakan untuk membayar listrik, seperti yang tertulis di depan bank sampah ‘Membayar listrik dengan sampah’. Kerjasama dengan PLN, setiap rumah mempunyai ID, sehingga cukup dengan mengetikkan ID rumah nasabah melalui program khusus dari PLN di komputer yang sudah terkoneksi internet, biaya listriknya bisa terbayarkan. Selain itu, uang yang dimiliki nasabah juga bisa diambil secara cash.

Keanggotaan:
Untuk menjadi anggota, tidak sulit, cukup mengisi formulir dan memberikan fotokopi KTP. Untuk pengurus sendiri ada 9 orang yang meliputi, Ketua, Bendahara, Sekretaris, 2 orang di Penimbangan, 1 orang Marketing, 1 orang transportasi dan 1 orang Humas. Adapun untuk pengurus dari Pok lili, semuanya bekerja dengan sukarela, sesuai dengan tujuan awal Pok Lili didirikan adalah kepedulian terhadap lingkungan. 

Pemasaran produk:
Produk hasil recycle dijualkan hanya dengan pemasaran mulut ke mulut, dan ketika ada pameran yang mengundang Pok lili untuk ikut serta. Tidak ada targetan khusus dalam penjualan barang-barang. Hal ini karena landasan Pok lili adalah mengurangi sampah, dan economi benefit hanyalah sebagai sampingan saja. Ketika ada tamu yang berkunjung, maka biasanya akan membeli barang-barang hasil recycle di Pok Lili tersebut, begitu juga ketika ada pameran. Biasanya yang menjadi konsumennya adalah Ibu-ibu rumah tangga dan juga ibu-ibu kantoran, produk yang menjadi favorit adalah yang berbahan plastik dan produknya berupa tas sehingga bisa digunakan untuk membawa barang-barang dan dokumen tertentu. 

Pendanaan:
Untuk operasional, Pendanaan Pok lili berasal dari hasil penjualan kerajinan produk recycle dan juga pengurangan jumlah timbangan sampah dari nasabah sebesar 2 ons. Untuk pengurangan jumlah timbangan ini dari awal sudah dijelaskan kepada nasabah, dan digunakan untuk kas pok lili. Untuk produk hasil recycle : 10% kas, 10 % operasional, 80% untuk yang membuat produk.

Koordinasi:
Pok Lili koordinasi dengan BLH Kota Depok, misalnya dengan pendataan perkembangan bank sampah dan menjadi narasumber dalam sosiolisasi dan seminar.

Mekanisme kerja:
Fleksibel dan tidak ada rapat rutin atau evaluasi yang dilaksanakan. Namun, pengurus biasanya berkumpul di hari Jumat jam 13.00-15.00 setiap minggunya. Dengan demikian, maka menabung sampah juga dilakukan seminggu sekali. 

Contoh Produk Hasil Daur Ulang: 











 

1 komentar:

  1. mkasih gan ,,, postingan mengenal-lebih-dalam-bank-sampah ,, yang bagus dan bermanfaat ini layaknya di share ajja ,, nih saya bantu ngeshare ,, ,, jgn lupa kunbal nya pulsagratisandroidku.blogspot.com terimakasih skali lagi gan , maju terus blog nya ,,, !

    BalasHapus